KBLI dan Perizinan Risiko Tinggi: Memahami Kategori dan Persyaratan Tambahan

TDP: Pentingnya Legalitas dalam Operasional Bisnis

KBLI dan Perizinan Risiko Tinggi: Memahami Kategori dan Persyaratan Tambahan

Dalam ekosistem perizinan berusaha di Indonesia, Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) bukan hanya kode identifikasi, melainkan penentu utama tingkat risiko usaha Anda. Sejak diberlakukannya Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, KBLI membagi aktivitas bisnis ke dalam empat kategori: rendah, menengah rendah, menengah tinggi, dan tinggi. Kategori terakhir, KBLI Risiko Tinggi, menuntut perhatian dan pemahaman ekstra dari pelaku usaha.

Mengapa demikian? Karena KBLI Risiko Tinggi melibatkan potensi dampak besar terhadap kesehatan, keselamatan, lingkungan, atau keamanan. Ini berarti, untuk jenis usaha ini, pemerintah memberlakukan persyaratan dan pengawasan yang lebih ketat demi melindungi kepentingan publik. Memahami kategori dan persyaratan tambahan untuk izin risiko tinggi adalah kunci untuk memastikan kepatuhan usaha dan keberhasilan strategi mitigasi risiko Anda.

Memahami Kategori KBLI Risiko Tinggi

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko menjadi landasan utama yang mengklasifikasikan setiap kode KBLI ke dalam tingkat risiko tertentu. Usaha yang masuk kategori risiko tinggi umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Dampak Lingkungan Besar: Melibatkan penggunaan bahan berbahaya, limbah yang sulit diurai, atau aktivitas yang secara signifikan memengaruhi ekosistem. Contoh: industri kimia dasar, pertambangan skala besar, pembangkit listrik.
  2. Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tinggi: Memiliki potensi bahaya serius bagi pekerja atau masyarakat sekitar. Contoh: konstruksi bangunan tinggi, industri manufaktur dengan mesin berat, produksi makanan/minuman dengan potensi kontaminasi serius.
  3. Ancaman Keamanan: Aktivitas yang berpotensi disalahgunakan untuk tujuan yang mengancam keamanan nasional atau publik. Contoh: produksi senjata, penanganan bahan peledak.
  4. Kompleksitas Operasional: Memerlukan keahlian teknis tinggi, pengawasan ketat, dan standar operasional yang rumit untuk mencegah kecelakaan atau kegagalan sistem.

Setiap kode KBLI telah ditetapkan tingkat risikonya dalam sistem Online Single Submission (OSS). Jadi, ketika Anda memilih KBLI untuk usaha Anda, sistem akan secara otomatis menunjukkan apakah usaha Anda termasuk dalam kategori KBLI Risiko Tinggi.

Persyaratan Tambahan untuk Izin Risiko Tinggi

Berbeda dengan usaha berisiko rendah yang mungkin hanya memerlukan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai satu-satunya perizinan, KBLI Risiko Tinggi mensyaratkan beberapa tahapan dan dokumen tambahan. Ini bukan untuk mempersulit, melainkan untuk memastikan bahwa standar keamanan dan kepatuhan terpenuhi sepenuhnya sebelum operasional dimulai.

Persyaratan ini umumnya meliputi:

  1. Nomor Induk Berusaha (NIB): Ini adalah identitas dasar setiap pelaku usaha.
  2. Izin: (Bukan Hanya NIB atau Sertifikat Standar) Untuk usaha risiko tinggi, persetujuan atau izin dari lembaga atau kementerian terkait adalah wajib. Izin ini diberikan setelah verifikasi mendalam terhadap kesiapan operasional dan pemenuhan standar tertentu.
  3. Persetujuan Lingkungan: Dokumen seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) / Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah prasyarat mutlak, terutama bagi usaha yang memiliki potensi dampak lingkungan.
  4. Sertifikasi Teknis/Standar: Beberapa sektor mungkin mensyaratkan sertifikasi khusus dari badan independen yang menunjukkan bahwa proses, produk, atau layanan Anda memenuhi standar teknis yang ketat.
  5. Audit dan Inspeksi Berkala: Setelah izin didapatkan, usaha risiko tinggi seringkali diwajibkan untuk menjalani audit atau inspeksi secara berkala oleh pihak berwenang untuk memastikan kepatuhan usaha berkelanjutan.
  6. Sistem Manajemen Risiko: Beberapa sektor juga mensyaratkan implementasi sistem manajemen risiko yang terstruktur dan terdokumentasi, misalnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Strategi Mitigasi Risiko dan Kepatuhan Usaha

Menghadapi KBLI Risiko Tinggi membutuhkan strategi mitigasi risiko yang matang dan komitmen kuat terhadap kepatuhan usaha. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda ambil:

  1. Identifikasi KBLI yang Tepat Sejak Awal: Pastikan kode KBLI yang Anda pilih benar-benar mencerminkan kegiatan usaha Anda dan tingkat risikonya. Konsultasi dengan ahli perizinan sangat disarankan.
  2. Pahami Regulasi Sektoral: Selain PP No. 5 Tahun 2021, pelajari secara mendalam peraturan spesifik dari kementerian/lembaga terkait sektor usaha Anda (misalnya, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, ESDM).
  3. Siapkan Dokumen Lengkap: Pastikan semua dokumen yang disyaratkan telah lengkap, akurat, dan valid. Jangan menunda pengurusan.
  4. Implementasikan Sistem Manajemen yang Kuat: Bangun sistem manajemen internal yang berfokus pada keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan, dan kualitas untuk memastikan operasional yang aman dan patuh.
  5. Lakukan Audit Internal Berkala: Secara proaktif periksa kepatuhan Anda terhadap standar dan regulasi. Ini membantu mengidentifikasi potensi masalah sebelum menjadi serius.
  6. Jalin Komunikasi dengan Regulator: Berinisiatif untuk berkomunikasi dengan pihak regulator jika ada keraguan atau untuk mendapatkan klarifikasi.

Kesimpulan

KBLI Risiko Tinggi memang membawa serta persyaratan yang lebih ketat dan pengawasan yang intensif. Namun, ini juga merupakan cerminan dari potensi dampak besar yang bisa ditimbulkan oleh kegiatan usaha tersebut. Dengan memahami kategori, memenuhi persyaratan izin risiko tinggi, serta menerapkan strategi mitigasi risiko dan kepatuhan usaha yang solid, Anda tidak hanya melindungi bisnis dan lingkungan, tetapi juga membangun reputasi sebagai pelaku usaha yang bertanggung jawab dan terpercaya. Kepatuhan adalah investasi, bukan hanya biaya.

Layanan Hive Five

HIVE FIVE

PROMO

Testimoni